website untuk caleg - Penentuan Umum (Pemilu) Anggota Legislatif (Angleg) gagasannya akan diselenggarakan tanggal 9 April 2014 yang akan datang. Semasing Calon Legislatif (Caleg) baik untuk tingkat pusat (DPR RI), tingkat propinsi (DPRD I), serta tingkat Kab/Kota (DPRD II) yang akan memutus ikut juga menjadi peserta Pemilu tentu saja dari mulai saat ini telah menyiapkan diri.
Bagi beberapa caleg, termasuk buat dua rekan saya nih, Andi Sudirman serta Muh. Fadil, persiapan awal dalam melawan pemilu yang akan datang butuh selekasnya dipikirkan. Ini terpenting untuk keringanan dalam mencapai harapan memenangi Pemilu serta untuk menempati kursi parlemen nanti.
Bila beberapa caleg dikasihkan pertanyaan, "apa mereka ini ingin menang ataukah tidak dalam pemilu 2014 yang akan datang?", tentu jawabannya "semua caleg ingin menang". Kemenangan yang disebut pasti saat beberapa caleg ini dapat berkompetisi serta merampas satu jatah kursi legislatif pada pemilu kelak. Lantas pertanyaan selanjutnya, "bagaimana triknya aga dapat jadi pemenang?".
Beberapa jenis langkah bisa dikerjakan oleh beberapa caleg untuk mencetak kemenangan. Bagi beberapa caleg, panduan di bawah ini mungkin dapat jadikan pegangan, terutamanya supaya bisa mencapai sebanyak-banyaknya support dari beberapa pemilih:
1. Turun Tangan
Untuk menguji prinsip, jujur dan berkarakter kuat, sekaligus juga media perjumpaan diri. Seseorang caleg harusnya banyak turun tangan alias ikut serta langsung di tengahnya penduduk. Penduduk menjadi pemilih (miliki hak pilih) tentunya ingin lihat, kenal serta tahu dengan cara langsung profil (figur) caleg yang akan dipercayakan nanti jadi wakil mereka di parlemen. Tidakkah ada arti "tidak kenal karena itu tidak sayang". Dengan turun tangan langsung pada penduduk, karena itu beberapa caleg ini pasti akan diketahui baik oleh beberapa pemilihnya. Rakyat (pemilih) sekarang ini telah makin pintar serta tidak dapat lagi dibodoh-bodohi. Mereka tidak lagi mudah terjerat pada praktek beli kucing dalam karung.
2. Mudah Tangan
Mudah Tangan alias gampang bersambung tangan bisa disimpulkan menjadi karakter serta sikap senang membantu (senang memberi pertolongan). Bukan "mudah tangan" dalam artian senang memukul atau menempeleng. Karakter serta sikap (baca: berjiwa sosial) dari seseorang caleg pada sesama tentu saja akan memperoleh banyak simpatik dari penduduk. Penduduk tentu saja semakin lebih pilih caleg yang sampai kini mereka kenal menjadi figur yang menyukai membantu sesama daripada pilih caleg yang benar-benar belum pernah terdengar dikit juga memberi pertolongan (pertolongan) pada sesama masyarakat.
3. Buah Tangan
Caleg yang akan berjumpa penduduk sebagai pemilih pada Pemilu nanti mesti pintar-pintar memukau hati beberapa calon pemilih. Saat turun tangan seperti dijelaskan pada point 1 diatas, beberapa caleg tidak bisa hadir cukup dengan tangan kosong. Awal mulanya mesti menyiapkan juga "Buah Tangan". "Buah Tangan" alias "ole-ole" sebaiknya disediakan untuk dikasihkan pada calon pemilih saat akan berjumpa dengan mereka. "Buah Tangan" yang disebut umumnya berbentuk cendera mata (pakaian kaos, sarung, kerudung, topi, handuk, sapu tangan, gantungan kunci, dan lain-lain).
4. Tangan di atas
Ada peribahasa yang menyampaikan "Tangan yang diatas (pemberi) lebih baik daripada tangan yang dibawah (penerima)"'. Nah, dalam hal seperti ini, seseorang caleg harusnya menempatkan dianya menjadi "tangan di atas" atau pemberi. Sebagai pemberi, seseorang caleg tidak bisa mengharap lebih dari pemberiaanya. Dalam pengertian, pemberian (pertolongan) yang diberikannya mesti dengan penuh keikhlasan. Pemberian itu tidak bisa memunculkan kesan-kesan "ada maunya", perlu balasan, atau pemberian dengan tidak ikhlas.
5. Sinyal Tangan
Sebetulnya panduan yang satu ini tidak demikian terpenting. Namun, tidak dapat di pungkiri jika figur seseorang caleg ditambah lagi di masa-masa kampanye seperti seperti artis ditengahnya pendukungnya. Peluang saat semacam itu akan banyak partisipan (simpatisan) yang memohon tanda-tangan, hehe...Bila ini yang berlangsung, beberapa caleg sebaiknya janganlah sungkan-sungkan memberi sinyal tangannya pada partisipan. Ini pengalaman, banyak caleg ditambah lagi pada saat kampanye, keliatannya malas, sungkan, serta susah memberi sinyal tangannya pada partisipan saat diminta tanda-tangan.
6. Jabat Tangan
Jabat tangan harus selalu dilihat oleh beberapa caleg. Jabat tangan pada partisipan (simpatisan) apalagi pada saat kampanye sangat terpenting berarti. Jabatan tangan dari seseorang caleg jadi lambang kedekatan dia dengan beberapa partisipan (simpatisan). Otomatis, dari segi psikologi, jabat tangan seseorang caleg akan muncul jalinan emosional dengan orang (partisipan) yang ditemani berjabat tangan. Hal seperti ini pasti bisa jadi media menarik simpatik dari beberapa partisipan (simpatisan).
7. Kaki Tangan
Telah jadi kewajiban buat seseorang caleg untuk lakukan sosialisasi pada beberapa calon pemilih. Sosialisasi oleh beberapa caleg ini dibutuhkan dalam usaha mengenalkan diri pada calon pemilih. Supaya sosialisasi dengan calon pemilih berjalan dengan rapi serta teratur, tentunya dibutuhkan kehadiran Kaki Tangan (seperti Team Sukses). Mereka (kaki tangan) berikut yang nanti akan bekerja mengenalkan atau mensosialisasikan beberapa caleg. Kaki tangan diperlukan untuk menyebarluaskan kartu nama, kalender, menempatkan banner, baliho dan lain-lain. Tiada pertolongan kaki tangan, beberapa caleg akan kesusahan dalam lakukan sosialisasi serta penyampaian misi serta visi pada penduduk sebagai calon pemilih.
8. Bergandengan Tangan
Bergandengan tangan alias bahu-membahu atau sama-sama menolong terpenting sangkanya dikerjakan oleh beberapa caleg dengan caleg yang lain. Ditambah lagi buat beberapa caleg dari satu partai yang sama. Sama-sama memberi support, menolong, serta bahu-membahu di kelompok sesama caleg sekurang-kurangnya sedikit akan memberi dikit kemudahan saat lakukan sosialisasi. Pertolongan baik dari sisi moriil ataupun dari sisi materiil ditambah lagi sesama caleg dari partai yang sama dapat juga meningkatkan motivasi buat caleg lainnya.Tidak cuma itu, hal seperti ini dapat juga memunculkan kesan-kesan kekompakan di mata pemilih. Dengan demikian, pemilih makin tertarik untuk pilih caleg yang tampak kompak.
9. Angkat tangan
"Angkat tangan" di tempat ini bukan bermakna menyerah, tidak ada perlawanan, kalah, serta putus harapan. "Angkat tangan" disebut ialah tetap banyak berdo'a. Beberapa caleg yang ingin memenangi pertempuran dalam pemilu yang akan datang mesti banyak "angkat tangan" untuk berdo'a. Bagaimana juga keras serta banyak nya usaha beberapa caleg. Sekurang-kurangnya dengan do'a bisa menjadi media terpenting untuk mendapatkan karunia, hidayah, rezki, juga kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Bagaimana juga kepercayaan mengajari jika tiada karunia, hidayah, serta kehendak dari Tuhan Yang Maha Kuasa tidak mungkin seorang akan dapat sampai harapan yang diharapkannya.
10. Garis Tangan
Hal seperti ini terpenting menjadi bentuk kesadaran sekaligus juga bentuk kepercayaan."Garis tangan" alias takdir ialah benteng paling akhir dalam keinginan seseorang caleg. Dalam diri seseorang caleg mesti tertanam kepercayaan serta keyakinan jika takdir (garis tangan) ialah semuanya. Meyakini, jika semuanya yang akan didapat masa datang sebetulnya sudah di tentukan menjadi "garis tangan" dari Tuhan Yang Maha Esa. Bila memang Dipilih menjadi anggota dewan nanti, itu adalah sisi dari garis tangannya. Begitupun demikian sebaliknya, bila tidak dipilih menjadi anggota legislatif, itu berarti garis tangannya menjadi anggota legislatif memang tidak ada. Dengan kepercayaan ini, akan tidak ada lagi penyesalan nanti di masa datang.
0 komentar: